Rabu, 14 Mei 2014

Manusia Jepang Menafsir Islam di Indonesia


 
Ketertarikan mendalami suatu agama kerap berangkat dari peristiwa di luar pengalaman kerohanian. Tahun 1991, Hisanori Kato, intelektual Jepang beragama Budha, tertarik pada Islam justru pada saat bimbang hendak memilih studi pasca-sarjana. Persentuhannya dengan kejadian dan tradisi Islam di Indonesia, yang kemudian, membajakan niatnya menyelam lebih dalam memahami Islam.
Setidaknya ada tiga rangsangan yang memikat Kato untuk berkeputusan menuntaskan penasarannya perihal Islam. Pertama, peristiwa saat malam akhir bulan Ramadan. Serombongan anak kecil menjunjung obor, melintas depan rumah Kato. Begitu khusuk dan riang menjemput Hari Idul Fitri. Kato pun mengimajinasikan serombongan anak kecil itu dalam sebentuk pertanyaan ringan: mau ke mana mereka? Mengapa mereka begitu ceria?
Momentum sebelumnya, Kato juga terheran-heran saat mendapati ada tradisi berpuasa di Islam. Tidak makan dan minum, serta menahan hawa nafsu selama satu bulan, namun tetap menjalankan aktifitas. Bagi Kato hal ini di luar kewajaran. Dan, pada waktu yang sama pula, terjadi penentangan Sosialisasi Dana Sosial Berhadiah (SDSB), yang direstui Presiden Soeharto, oleh gerakan mahasiswa Muslim. Kupon undian terang mengesahkan perjudian, berlawanan dengan ajaran Islam. Kato bertemu pelbagai peristiwa-peristiwa ganjil perihal Islam dan politik di Indonesia. Di negaranya, Jepang, agama terletak jauh di pinggiran wacana publik. Jarang diobrolkan, apalagi dikaitkan dengan urusan politik dan kenegaraan.
Tekad Kato semakin mengerucut untuk menyelami Islam lebih intim. Pilihan studinya jatuh pada program pasca-sarjana Universitas Sidney, Australia, perihal kajian Indonesia, terutama masalah agama. Kato bergerak memulai penelitiannya tentang Islam Indonesia lewat sejumlah pertemuan. Ambisi bertemu satu tokoh ke tokoh Islam lain. Kato berbincang dan memasuki ceruk Islam dari beberapa pintu. Dari kalangan fundamentalis (Abu Bakar Ba’asyir, Ismail Yusanto), pergerakan (Lily Munir), liberalis (Ulil Abshar Abdalla), pluralis (Gus Dur), politisi (Fadli Zon), hingga budayawan (Mohamad Sobary) dan tokoh pemerintahan (Bismar Siregar).
Pertemuan dengan tokoh lintas Islam memberi kesan tak biasa. Sebagai warga Jepang yang minim pengetahuan tentang Islam, Kato berangkat dari citra Islam di mata internasional pada umumnya. Maka keputusan bertemu tokoh-tokoh multi-penafsiran itu membuka jendela imajinasinya. Adegan bertemu orang-orang, yang konon, dianggap keras, berbahaya, liberal, konservatif, dan pluralis, justru secara drastis membelokkan pandangannya.
Kato mengenang ketegangan saat hendak bertemu Abdullah Ba’asyir di Solo. Nama tokoh ini mashur sebagai dedengkot Islam “keras”. Obrolan dengan Abu Ba’asyir berlangsung beberapa kali. Kesan pertama: publik terlalu berlebihan menilai sang kyai fundamentalis ini. Kato, meski seorang non-muslim, tetaplah disambut baik oleh Abu Bakar Ba’asyir. Kato justru menangkap keyakinan baja Abu Bakar Ba’asyir perihal ketaatan tanpa kompromi pada ajaran Islam. Bagi Kato, Abdullah Ba’asyir tak ubahnya Ganko-Oyaji (ayah yang keras kepala).
Ada pula debar dan gelisah yang berkelindan saat Kato hendak bertemu Eka Jaya, tokoh Front Pembela Islam. Imajinasinya tak henti menera, bagaimana sosok di balik penyerangan restoran dan kafe saat bulan puasa, tahun 2004 silam ini? Obrolan di kantor FPI, berlanjut pada silaturahmi ke kediaman Eka Jaya. Dari Eka Jaya-lah Kato memungut pemahaman baru tentang kaitan Islam, iman, dan nasionalisme. Ada rasa anti-penindasan dan keimanan yang kuat sebagai landasan keislamannya. Orang asing harus menghormati pribumi dan umat Islam jika tidak mau terjadi kekerasan. Islam tidak boleh ditindas oleh kekuasaan asing.
Kesan Islam sebagai agama beraroma Indonesia justru muncul saat Kato berjodoh bertemu Gus Dur. Siapa sangka, seorang Budha seperti dirinya, beruntung dapat semobil dengan Gus Dur, berdialog tanpa jarak. Obrolan berlangsung tanpa canggung, Gus Dur enteng menyanggupi obrolan Kato. Gus Dur mengajukan tafsir Islam berlawanan versi Abu Bakar Ba’asyir, Ismail Yusanto, dan Eka Jaya. Gus Dur mendambakan Islam toleran. Islam sebagai urusan pribadi, serta Islam yang benar-benar Indonesia. Gagasan ini mengamini pemikiran tokoh muda Ulil Abshar Abdalla dan Mohamad Sobary. Cita-cita Gus Dur pada Islam justru berakar pada masyarakat Indonesia penuh keluwesan, namun bukan semata-mata masyarakat Islam saja. Benturan perspektif lintas tokoh ini menggenapi cakrawala Islam di mata seorang peneliti.
Perspektif
            Kato adalah manusia pemberani. Berangkat dari pemahaman yang sedikit, berkembanglah  imaji dan pemikiran Kato perihal Islam di Indonesia. Ekspedisi bertatap muka dan membuka obrolan dengan tokoh multi-pemahaman, adalah langkah istimewa. Agenda ini jadi momentum mengabarkan pada dunia: bagaimana Islam di Indonesia tumbuh dan bermekaran. Keberanian Kato berdialog secara langsung, demi menanyakan gagasan keislaman tokoh-tokoh tersebut, jadi perantara mengisahkan Islam di Indonesia kepada warga Jepang dan dunia.
Rumusan Kato atas hakikat agama Islam bukanlah agama yang mengesahkan peperangan, tapi justru mengusung konsep keselamatan. Kato mengaku merasakan kehangatan yang sama manakala bertemu dengan orang Islam liberal atau pun fundamental, meski sempat dilanda cemas dan takut. Opini masyarakat dan media massa memang kerap menggiring citra tokoh-tokoh Islam ke arah yang berbeda dari aslinya.
            Catatan pengakuan dan pengisahan ini adalah bentuk eksplorasi pengalaman batin dalam memandang Islam. Kato tinggal di Indonesia kurun 1991-1994 dan 2004-2009. Kato sengaja memutuskan dialog secara personal demi pemaknaan tanpa berjarak. Kato membaca dan menafsir Islam dari literatur studinya, serta menggenapinya lewat serangkaian dialog.
Jika pada mulanya Kato tertarik untuk mencari tahu penyebab anak-anak yang begitu riang menjunjung obor menjelang Idul Fitri; juga umat Islam yang rela berpuasa sebulan lamanya, maka buku ini memberi jawaban lebih. Buku ini justru membuka selubung negatif yang kerap tersemat pada wajah Islam di mata internasional.
Buku ini memantapkan keyakinan publik bahwa Indonesia memiliki harapan yang besar untuk membuka dialog antar-kelompok Islam Indonesia, juga dunia. Meski perlu diingat, pengakuan buku ini lahir dari dialog keterwakilan. Perwakilan tokoh umat Islam memungkinkan keterwakilan suara-suara pengikutnya. Namun, kita, begitu juga dengan Kato, tidak pernah menduga, apakah pemahaman para pemuka Islam ini dipahami pula oleh para pengikutnya. Jika tidak, tentunya, Kato harus mau membuka dialog dengan masyarakat Islam di tataran akar-rumput. Islam di Indonesia tidak bisa hanya bisa dibaca dari suara-suara keterwakilan saja. Masih banyak kelompok Islam yang perlu didengar dan diajak berbicara, yang pada buku ini belum mendapat tempat.*

2 komentar:

  1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus
  2. Pokervita - Agen Sakong Online | Bandar66 | Capsa Susun | Bandar Poker | Judi Domino99 | BandarQ | AduQ | Poker Texas

    Agen Judi Online Terpercaya dan Terbaik di Indonesia

    Menyediakan berbagai jenis permainan Judi Kartu Online Uang Asli Terlengkap

    1 ID untuk 8 Game Permainan yang disediakan oleh Situs Pokervita

    Agen Domino99
    Agen AduQ
    Agen Poker Pulsa
    Situs Capsa Susun
    BandarQ Terpercaya
    Agen Bandar66
    Bandar Poker Online
    Bandar Sakong

    -> Bonus Cashback 0.5% (dibagikan setiap Minggunya)
    -> Bonus Refferal 20%
    -> Customer Service 24 Jam Nonstop
    -> Support Deposit Pulsa, OVO & GoJek

    Whatsapp Agen Judi Pulsa PokerV
    Livechat PKV Deposit Pulsa

    Hubungi Kami
    http://167.71.214.170/
    Livechat Pokervita
    Whatsapp Pokervita

    BalasHapus