Ketertarikan mendalami
suatu agama kerap berangkat dari peristiwa di luar pengalaman kerohanian. Tahun
1991, Hisanori Kato, intelektual Jepang beragama Budha, tertarik pada Islam
justru pada saat bimbang hendak memilih studi pasca-sarjana. Persentuhannya
dengan kejadian dan tradisi Islam di Indonesia, yang kemudian, membajakan
niatnya menyelam lebih dalam memahami Islam.
Setidaknya ada
tiga rangsangan yang memikat Kato untuk berkeputusan menuntaskan penasarannya perihal
Islam. Pertama, peristiwa saat malam akhir bulan Ramadan. Serombongan anak
kecil menjunjung obor, melintas depan rumah Kato. Begitu khusuk dan riang
menjemput Hari Idul Fitri. Kato pun mengimajinasikan serombongan anak kecil itu
dalam sebentuk pertanyaan ringan: mau ke mana mereka? Mengapa mereka begitu
ceria?
Momentum sebelumnya,
Kato juga terheran-heran saat mendapati ada tradisi berpuasa di Islam. Tidak makan
dan minum, serta menahan hawa nafsu selama satu bulan, namun tetap menjalankan
aktifitas. Bagi Kato hal ini di luar kewajaran. Dan, pada waktu yang sama pula,
terjadi penentangan Sosialisasi Dana Sosial Berhadiah (SDSB), yang direstui
Presiden Soeharto, oleh gerakan mahasiswa Muslim. Kupon undian terang mengesahkan
perjudian, berlawanan dengan ajaran Islam. Kato bertemu pelbagai peristiwa-peristiwa
ganjil perihal Islam dan politik di Indonesia. Di negaranya, Jepang, agama terletak
jauh di pinggiran wacana publik. Jarang diobrolkan, apalagi dikaitkan dengan
urusan politik dan kenegaraan.
Tekad Kato semakin
mengerucut untuk menyelami Islam lebih intim. Pilihan studinya jatuh pada program
pasca-sarjana Universitas Sidney, Australia, perihal kajian Indonesia, terutama
masalah agama. Kato bergerak memulai penelitiannya tentang Islam Indonesia
lewat sejumlah pertemuan. Ambisi bertemu satu tokoh ke tokoh Islam lain. Kato
berbincang dan memasuki ceruk Islam dari beberapa pintu. Dari kalangan
fundamentalis (Abu Bakar Ba’asyir, Ismail Yusanto), pergerakan (Lily Munir), liberalis
(Ulil Abshar Abdalla), pluralis (Gus Dur), politisi (Fadli Zon), hingga
budayawan (Mohamad Sobary) dan tokoh pemerintahan (Bismar Siregar).
Pertemuan dengan
tokoh lintas Islam memberi kesan tak biasa. Sebagai warga Jepang yang minim pengetahuan
tentang Islam, Kato berangkat dari citra Islam di mata internasional pada umumnya.
Maka keputusan bertemu tokoh-tokoh multi-penafsiran itu membuka jendela imajinasinya.
Adegan bertemu orang-orang, yang konon, dianggap keras, berbahaya, liberal,
konservatif, dan pluralis, justru secara drastis membelokkan pandangannya.
Kato mengenang ketegangan
saat hendak bertemu Abdullah Ba’asyir di Solo. Nama tokoh ini mashur sebagai dedengkot
Islam “keras”. Obrolan dengan Abu Ba’asyir berlangsung beberapa kali. Kesan
pertama: publik terlalu berlebihan menilai sang kyai fundamentalis ini. Kato,
meski seorang non-muslim, tetaplah disambut baik oleh Abu Bakar Ba’asyir. Kato justru
menangkap keyakinan baja Abu Bakar Ba’asyir perihal ketaatan tanpa kompromi
pada ajaran Islam. Bagi Kato, Abdullah Ba’asyir tak ubahnya Ganko-Oyaji (ayah yang keras kepala).
Ada pula debar
dan gelisah yang berkelindan saat Kato hendak bertemu Eka Jaya, tokoh Front Pembela
Islam. Imajinasinya tak henti menera, bagaimana sosok di balik penyerangan
restoran dan kafe saat bulan puasa, tahun 2004 silam ini? Obrolan di kantor
FPI, berlanjut pada silaturahmi ke kediaman Eka Jaya. Dari Eka Jaya-lah Kato
memungut pemahaman baru tentang kaitan Islam, iman, dan nasionalisme. Ada rasa
anti-penindasan dan keimanan yang kuat sebagai landasan keislamannya. Orang
asing harus menghormati pribumi dan umat Islam jika tidak mau terjadi
kekerasan. Islam tidak boleh ditindas oleh kekuasaan asing.
Kesan Islam
sebagai agama beraroma Indonesia justru muncul saat Kato berjodoh bertemu Gus
Dur. Siapa sangka, seorang Budha seperti dirinya, beruntung dapat semobil
dengan Gus Dur, berdialog tanpa jarak. Obrolan berlangsung tanpa canggung, Gus
Dur enteng menyanggupi obrolan Kato. Gus Dur mengajukan tafsir Islam berlawanan
versi Abu Bakar Ba’asyir, Ismail Yusanto, dan Eka Jaya. Gus Dur mendambakan
Islam toleran. Islam sebagai urusan pribadi, serta Islam yang benar-benar Indonesia.
Gagasan ini mengamini pemikiran tokoh muda Ulil Abshar Abdalla dan Mohamad Sobary.
Cita-cita Gus Dur pada Islam justru berakar pada masyarakat Indonesia penuh
keluwesan, namun bukan semata-mata masyarakat Islam saja. Benturan perspektif
lintas tokoh ini menggenapi cakrawala Islam di mata seorang peneliti.
Perspektif
Kato adalah manusia pemberani.
Berangkat dari pemahaman yang sedikit, berkembanglah imaji dan pemikiran Kato perihal Islam di Indonesia.
Ekspedisi bertatap muka dan membuka obrolan dengan tokoh multi-pemahaman, adalah
langkah istimewa. Agenda ini jadi momentum mengabarkan pada dunia: bagaimana
Islam di Indonesia tumbuh dan bermekaran. Keberanian Kato berdialog secara
langsung, demi menanyakan gagasan keislaman tokoh-tokoh tersebut, jadi
perantara mengisahkan Islam di Indonesia kepada warga Jepang dan dunia.
Rumusan Kato
atas hakikat agama Islam bukanlah agama yang mengesahkan peperangan, tapi
justru mengusung konsep keselamatan. Kato mengaku merasakan kehangatan yang
sama manakala bertemu dengan orang Islam liberal atau pun fundamental, meski
sempat dilanda cemas dan takut. Opini masyarakat dan media massa memang kerap
menggiring citra tokoh-tokoh Islam ke arah yang berbeda dari aslinya.
Catatan pengakuan dan pengisahan
ini adalah bentuk eksplorasi pengalaman batin dalam memandang Islam. Kato tinggal
di Indonesia kurun 1991-1994 dan 2004-2009. Kato sengaja memutuskan dialog secara
personal demi pemaknaan tanpa berjarak. Kato membaca dan menafsir Islam dari
literatur studinya, serta menggenapinya lewat serangkaian dialog.
Jika pada
mulanya Kato tertarik untuk mencari tahu penyebab anak-anak yang begitu riang
menjunjung obor menjelang Idul Fitri; juga umat Islam yang rela berpuasa
sebulan lamanya, maka buku ini memberi jawaban lebih. Buku ini justru membuka
selubung negatif yang kerap tersemat pada wajah Islam di mata internasional.
Buku ini
memantapkan keyakinan publik bahwa Indonesia memiliki harapan yang besar untuk
membuka dialog antar-kelompok Islam Indonesia, juga dunia. Meski perlu diingat,
pengakuan buku ini lahir dari dialog keterwakilan. Perwakilan tokoh umat Islam
memungkinkan keterwakilan suara-suara pengikutnya. Namun, kita, begitu juga
dengan Kato, tidak pernah menduga, apakah pemahaman para pemuka Islam ini
dipahami pula oleh para pengikutnya. Jika tidak, tentunya, Kato harus mau
membuka dialog dengan masyarakat Islam di tataran akar-rumput. Islam di
Indonesia tidak bisa hanya bisa dibaca dari suara-suara keterwakilan saja.
Masih banyak kelompok Islam yang perlu didengar dan diajak berbicara, yang pada
buku ini belum mendapat tempat.*
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut
Pokervita - Agen Sakong Online | Bandar66 | Capsa Susun | Bandar Poker | Judi Domino99 | BandarQ | AduQ | Poker Texas
BalasHapusAgen Judi Online Terpercaya dan Terbaik di Indonesia
Menyediakan berbagai jenis permainan Judi Kartu Online Uang Asli Terlengkap
1 ID untuk 8 Game Permainan yang disediakan oleh Situs Pokervita
Agen Domino99
Agen AduQ
Agen Poker Pulsa
Situs Capsa Susun
BandarQ Terpercaya
Agen Bandar66
Bandar Poker Online
Bandar Sakong
-> Bonus Cashback 0.5% (dibagikan setiap Minggunya)
-> Bonus Refferal 20%
-> Customer Service 24 Jam Nonstop
-> Support Deposit Pulsa, OVO & GoJek
Whatsapp Agen Judi Pulsa PokerV
Livechat PKV Deposit Pulsa
Hubungi Kami
http://167.71.214.170/
Livechat Pokervita
Whatsapp Pokervita